Jumat, 03 Mei 2013

Hari Itu ..


Alhamdulillah akhirnya bisa nulis lagi setelah hampir sebulan vacum karna banyak aktivitas yang tidak memberikan saya waktu lebih buat nulis. Dan maaf banget buat para fans yang udah lama nungguin saya munculin tulisan disini :)) heuheu.

FYI, puisi ini bukan buatan saya sendiri, tapi ini buatan temen, namanya Zemy Ulfiyah. Doi minta puisinya diposting disini, yaudah deh masukin aja itung-itung buat koleksi. Cekidots :

Kala bumi menari tak terarah
Tak acuh pada orbit nashnya
Juga jagat raya terombang-ambing
Ulah udara sang sangkakala

Para insan mengemis tolong
Menengadah setetes maaf
Sesal menyelimuti raya
Inginkan lampau mampir dan diamandemen sempurna

Namun tinta takdir telah tertuang
Nihil kan utuh dalam wadah
Hanya ratap yang terbekas
Dan imbalan lanjutan adalah akhir

Minggu, 14 April 2013

Bakar, Bakar, Bakar Ayamnya !

Siang itu Saya, ali, iqbal, masyfuk, hakim, makky, hanif, zami, fafa, dan rosyid  berunding tentang satu hal: Dimana kami bisa mendapatkan ayam buat dibakar nanti malam dengan kondisi dompet yang pas-pasan ?. kelihatan bodoh memang pertanyaan itu. Yaaa maklum lah, memang waktu itu adalah hari-hari terakhir kami di ETC yang artinya duit yang kita punya juga tersisa yang “terakhir-terakhir”, mungkin aja kalo kami patungan cuma bisa membeli satu ayam. Hah ? satu ayam buat 10 makhluk rakus ? impossible !

ilustrasi gambar oleh : DEDY ANDREAN ARDIANSYAH

Tapi Allah SWT mendengarkan rintihan ke-melas-an kami semua, kabar gembira datang dari Masyfuk, dia bilang “ning omahku ono pitek, gelem tak jupukno tah ? (di rumah saya ada ayam, mau ga diambil ?)” oke sipp ! seketika itu wajah melas kami berubah jadi tampan, elegan, eksotis, penuh kegembiraan.

Malam-malam kami semua di belakang asrama, tempat yang paling belakang, menyiapkan semuanya buat bakar2 ayam. Semua siap : kayu, minyak, kecap sedaaap 2 botol, cabe ¼ kg, bawang putih merah, pokoknya semuanya deh. Tinggal satu yang belum : potong ayamnya. 2 ayam hibah dari masyfuk harus siap-siap dibunuh. ayam pertama dipotong fafa, dan itu cara pemotongan ayam paling goblok yang pernah saya lihat ! lehernya putus, sampe kepala ayamnya buntung. Gila! Harusnya potong ayam itu kan nggak boleh sampe putus -__-.

Senin, 08 April 2013

Kimia itu Barbel 100Kg, Berat

Kimia (dari bahasa Arab: كيمياء, transliterasi: kimiya = perubahan benda/zat atau bahasa Yunani: χημεία, transliterasi: khemeia) adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia. - Wikipedia Indonesia (sumber : dari sini).

ilustrasi oleh : Dedy Andrean Ardiansyah
Senin untuk 3 jam dan rabu untuk 2 jam jadwal buat otak saya salto jungkir balik gaya katak. Ya .. mata pelajaran kimia cukup menguras tenaga otak saya yang ber-IQ 140 *ngarep*. Bahkan bukan cuma saya aja yang berpendapat kayak gitu, mayoritas temen-temen sekelas pun menganggap kimia adalah sebuah barbel yang beratnya 100Kg, itu berat !

Kebetulan sekarang saya masih berstatus sebagai pelajar dan punya temen-temen yang benci amit-amit dengan pelajaran yang satu ini : kimia. Bu Dwi adalah guru spesialis kimia di kelas saya. kadang bingung kenapa saya dan bu Dwi yang sama-sama makan nasi tapi beda jauh ilmu kimianya itu antara langit-bumi.

Ada beberapa temen-temen sekelas saya yang mampu memahami kimia diatas rata-rata kemampuan yang lainnya. Itupun dalam menggarap kimia mereka masih mengalami kesulitan, kebingungan, rambut beruban, penuaan dini, kebotakan, dan bahkan meninggal dunia. Yang terakhir itu nggak beneran.

Kamis, 04 April 2013

Kisah Devin Seorang Nerd : Devin dan Sekolah Baru #Part5

Kali ini saya mencoba nerusin sebuah cerita berantai dari BloggerEnergy, jadi cerita ini cuma sebagian dari keseluruhan cerita. Bisa dibilang keseluruhan ceritanya adalah hasil sumbangan dari beberapa member BloggerEnergy. Satu cerita itu dibuat oleh banyak orang.

Cerita sebelumnya bisa kalian baca disini : Bayu P Abuna #Part1 | Edotz Herjunot #Part2 | Riza Apria Noor #Part3 | Willy Ikhwan #Part4. Dan yang versi saya, Kisah Devin Seorang Nerd : Devin dan Sekolah Baru #Part5. Di postingan kali ini ada sedikit yang beda. Disini kata ganti orang pertamanya pake "gue", ya .. ngikutin alur awal ceritanya. 

Cekidots :

--------------------------------------------------------------------------

cover Cerita Berantai Devin :))
Bahkan sampe saking galaunya, gue baru sadar kalo gue anak SMK, jadi nggak ada jurusan IPA ataupun IPS. Gue lega, gue sujud syukur di lapangan upacara.

Gue pun memantapkan kaki buat masuk kelas IA, pas gue melangkahkan kaki melewati bangku pertama, gue kaget, gue ngeliat ….. ONDEL-ONDEL !.

Gue nggak tau kalo waktu itu lagi ada praktek pelajaran Seni Budaya materinya tentang ‘ciri khas budaya daerah Indonesia’, dan salah satu dari temen gue ada yang menampilkan ondel-ondel. Ini satu-satunya makhluk yang paling gue takutin. Karna ketakutan, mendadak pantat gue bergetar dengan frekuensi tinggi mirip vibrator pijat refleksi. Dan gue teriak “ada ondel-ondel aaaaargh ! aaaaaw awww aaaww ciat ciat ciat ciaaaat !” *plok*.

Gue lari kebirit-birit muterin lapangan upacara sekolah sampe 99x putaran, dan pada putaran ke-100 mendadak gue pingsan. Karna gue pingsan, gue nggak tau apa yang terjadi setelahnya.

Ketika gue siuman, gue ada di UKS, disamping gue cuma ada Auryn, dia tau kalo gue tadi pingsan setelah muterin lapangan sekolah. Gue senyum melihat Auryn yang betah nungguin selama gue pingsan 1 jam. Dan lekung senyum gue semakin lebar ketika Auryn menoleh melihat wajah unyu gue. Saat itulah gue sadar, gue mulai suka sama Auryn.

Minggu, 31 Maret 2013

Bukan Cuma SEKOLAH-UJIAN-LULUS

ilustrasi gambar oleh : Dedy Andrean Ardiansyah

Mungkin postingan kali ini ditujukan khusus bagi para pelajar yang masih abu-abu nasibnya. Tapi bagi para “pembaca yang agak tua” juga nggak masalah kok.

Saat kita menyebut kata SEKOLAH, otomatis orang akan berfikir tentang belajar. Semua remaja yang bersekolah punya kewajiban yaitu belajar. Belajar pun punya arti luas, bukan cuma baca buku aja yang disebut belajar, tapi segala kegiatan bisa disebut belajar asalkan dari kegiatan tersebut bisa diambil pelajaran yang bermanfaat bagi kita. Namun kali ini yang mau saya bahas adalah belajar di sekolah.

Saat menjelang akhir masa sekolah biasanya diadakan UJIAN untuk menentukan siswa yang berhak LULUS. Ujian Akhir Nasional (UNAS, Red) biasanya jadi momok paling menakutkan bagi pelajar. Pada momen ini para pelajar bakal berusaha mati-matian agar ujian berjalan lancar. Ada yang les privat, ikut bimbingan belajar sana-sini, dan bahkan santri di pesantren saya puasa 40 hari. Tapi, ada juga yang ambil jalan pintas, ada yang pergi ke dukun lah, beli kunci jawaban lah, ini adalah contoh pelajar Indonesia yang berusaha menggagalkan dirinya sendiri. Dan ironisnya, setelah ujian itu berakhir banyak siswa yang merasa telah “bebas”. Endingnya, mereka melupakan hal yang seharusnya mereka lakukan demi masa depan.

Mereka yang kayak gitu nggak berfikir masa depannya yang masih sangat amat panjang, tidak berfikir gimana nasibnya setelah ujian berakhir. Padahal, setelah lulus sekolah seseorang akan lebih sulit lagi menjalani hidupnya. Baik itu masalah pekerjaan, tempat tinggal, penghasilan, dan urusan rumah tangga setelah mereka menikah yang kata orang pada masa berumah tangga itu lebih berliku-liku.